Sejarah mengingatkan tentang adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarahperjalanan Bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara ini. Artinya segala tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik yang bernama Indonesia, haruslah didasarkan pada nilai-nilai dan semangat Pancasila. Apakah dia sebagaiseorang politisi, birokrat, aktivis, buruh, mahasiswa dan lain sebagainya. Akan tetapi banyak kenyataan yang bisa membuktikan bahwa nilai-nilai dan semangat Pancasila sudah kurang membumi.
Salah satu bukti bahwa semangat
dan nilai Pancasila tidak membumi di negeri ini adalah terlihat dari
kebersamaan dan persaudaraan kita yang mulai melemah. Padahal dilihat dari
sejarahnya bahwa bangsa ini dari awalnya adalah bangsa yang kaya akan
keberagaman. Kaya akan perbedaan. Singkatnya, bangsa ini adalah bangsa yang
pluralistik. Keberagaman menjadi jati diri kita sebagai sebuah bangsa. Karena
itu, keberagaman tidak perlu dihilangkan. Dia hanya perlu dihargai, dihormati
dan diperlakukan secara adil.
Fakta sejarah yang hinga saat ini
masih diperdebatkan mengenai peristiwa G 30 S PKI hendaknya tidak mengubah rasa
memiliki kita terhadap pancasila yang sudah jelas-jelas berperan sebagai simbol
pemersatu bangsa. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi semenjak proklamasi 17
agustus 1945 hingga saat ini, yang pada akhirnya tidak menggoyahkan pancasila
sebagai dasar negara merupakan hal yang disebut sebagai kesaktian pancasila.
Kesaktian disini bukan diartikan
pancasila secara aktif mampu melakukan sesuatu, melainkan pandangan serta
nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila mampu ditranformasikan oleh komponen
bangsa dalam berkehidupan kebangsaan dan bernegara.
Peristiwa lubang buaya, yang
merupakan puncak dari keganasan G 30 S PKI telah memakan korban putra-putra
terbaik bangsa, yakni Jend. TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen. TNI Anumerta
Suprapto, Letjen. TNI Anumerta S. Parman, Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono,
Mayjen. TNI Anumerta D.I. Panjaitan, Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S, dan
ditambah satu Perwira Pertama Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean. Kepada
mereka dianugerahkan gelar Pahlawan Revolusi.
Pada tanggal 1-Oktober-1965
tepatnya pada pukul 20.15 WIB, Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat melalui RRI
(Radio Republik Indonesia) memberitahukan bahwa telah terjadi gerakan Kontra
Revolusi yang berhasil menculik 6 jenderal senior Angkatan Darat (TNI AD).
namun situasi dapat dikuasai kembali oleh pimpinan Angkatan Darat yang kala itu
berada di tangan Mayor Jendral Soeharto, dan kemudian Tepat pada jam 21.00
WIB (9 malam) pada 1-Oktober-1965
pemerintah lewat Mayor Jendral Soeharto mengumumkan PKI di Indonesia berhasil
di tumpas. Dan akhirnya sejarah tanggal 1 Oktober di kenang sebagai Hari
Kesaktian Pancasila, dan untuk mengenang 7 jenderal yang menjadi korban
keganasan PKI pemerintah membangun Monumen Pancasila Sakti.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Komen Rider,